Keunikan teknologi sebuah velg, yaitu bukannya teknologi pembuatan mengikuti seni desain yang dimaui, melainkan sebaliknya. Teknologi justru berujung sebuah estetika desain yang nilainya sangat ekslusif. Hal demikian hanya terjadi pada pembuatan velg forged. Maka jangan heran, velg-velg hasil dari proses tempa itu berkarakter ‘kaku’ namun sangat berkarakter.
Seperti yg Di terangkan oleh Michael G. Burroughs (VP HRE Performance Wheels) beberapa waktu silam. “Desain apapun harus mengutamakan aspek engineering. Tidak asal bagus secara tampilan, tapi juga memperhatikan fungsi dan dampak dari desain itu.” Disini, pabrikan velg forged berkompetisi soal kapabilitas mengolah potensi keunggulan produk dengan estetika yang dimaui yang tentu harus diimbangi infrastruktur perangkat yang mumpuni. Tepatnya, seni sebuah kecanggihan rekayasa material paling banyak bicara!
PAHAMI FORGING
Apa itu forging? Sederhananya, tahu kan bikin sendok, duit koin, atau malah keris? Ya, sebuah proses metal/logam yang ditempa, bukan dicor (casting). Secara teknik, metal yang ditempa mempunyai penguatan struktur ala ‘work hardening’ yaitu melalui efek penguatan material akibat dislokasi molekul. Maksudnya, struktur urat mikronya dimampatkan agar lebih kuat. Aduh kok rumit ya? Andaikan saja deh, sapu lidi akan lebih kuat dan liat kalau dikumpulkan lalu diikat secara kuat. Kebayang?
Nah, itupun bisa dijabani dua cara; cold forming dan hot forming. Efek penempaan pada benda dingin/tidak panas berakibat rawan getas. Solusinya dengan hot forming, material ditempa dengan pemanasan (tidak sampai pada titik leleh, cukup pada titik bara) sehingga didapat efek percipitation hardening. Serat makin rapat namun dengan grain/bulir molekul yang lebih lembut, tidak tajam berserabut. Hasilnya, makin kuat tanpa beresiko getas, malah in-case bisa jadi sangat liat (ductile).
Apa itu forging? Sederhananya, tahu kan bikin sendok, duit koin, atau malah keris? Ya, sebuah proses metal/logam yang ditempa, bukan dicor (casting). Secara teknik, metal yang ditempa mempunyai penguatan struktur ala ‘work hardening’ yaitu melalui efek penguatan material akibat dislokasi molekul. Maksudnya, struktur urat mikronya dimampatkan agar lebih kuat. Aduh kok rumit ya? Andaikan saja deh, sapu lidi akan lebih kuat dan liat kalau dikumpulkan lalu diikat secara kuat. Kebayang?
Nah, itupun bisa dijabani dua cara; cold forming dan hot forming. Efek penempaan pada benda dingin/tidak panas berakibat rawan getas. Solusinya dengan hot forming, material ditempa dengan pemanasan (tidak sampai pada titik leleh, cukup pada titik bara) sehingga didapat efek percipitation hardening. Serat makin rapat namun dengan grain/bulir molekul yang lebih lembut, tidak tajam berserabut. Hasilnya, makin kuat tanpa beresiko getas, malah in-case bisa jadi sangat liat (ductile).
Lewat alat raksasa ini, material ditempa ribuan ton agar terjadi penguatan material secara internal
PROSES FORGING VELG
Lantas, seperti apa velg forged? Velg forged mengandalkan metal aluminium alloy yang terdiri campuran aluminium (Al), silikon (Si), besi (Fe), tembaga (Cu), mangan (Mn), magnesium (Mg), krom (Cr), seng (Zn), vanadium(V), titanium (Ti), bismut (Bi), galium (Ga), timbal (Pb) hingga zirkonium (Zr). Nah, komposisi ini dimainkan untuk grade kualitasnya, ada seri 1000, 2000, 3000, 4000, 5000, 6000, 7000 dan 8000. Salah satu yang diunggulkan untuk velg forged adalah 6061 yang asalnya dipakai buat tulang pesawat terbang!
Selanjutnya, alloy 6061 ini masuk tahap tempa untuk dibentuk velg secara kasar. Proses ini membutuhkan mesin forging raksasa dengan kekuatan tempa beragam; dari 5.000, 8.000, 10.000 bahkan 15.000 ton. Metodanya beragam, bahkan engineer pabrikan sampai mempatenkan caranya. Toh, umumnya menggunakan closed-dies (cetakan/moulding khusus) secara presisi.
Maka di pasaran kita kenal istilah forging T6, dimana penempaan dijabani pada temperatur 4000 Fahrenheit (2040C). Proses forging pun tidak berlangsung sekali. Dapat bentuk kasar, dilanjutkan pembentukan melalui proses spin forging agar didapat bentuk lebih presisi dengan kekonsentrisan yang tepat. Metoda RM8000 bikinan Rays Wheels asal Jepang, menjabani spin forging hingga 10.000 ton pembebanan yang ditengarai standar JWL+R.
proses pembuatan velg forged
PROSES FORGING VELG
Lantas, seperti apa velg forged? Velg forged mengandalkan metal aluminium alloy yang terdiri campuran aluminium (Al), silikon (Si), besi (Fe), tembaga (Cu), mangan (Mn), magnesium (Mg), krom (Cr), seng (Zn), vanadium(V), titanium (Ti), bismut (Bi), galium (Ga), timbal (Pb) hingga zirkonium (Zr). Nah, komposisi ini dimainkan untuk grade kualitasnya, ada seri 1000, 2000, 3000, 4000, 5000, 6000, 7000 dan 8000. Salah satu yang diunggulkan untuk velg forged adalah 6061 yang asalnya dipakai buat tulang pesawat terbang!
Selanjutnya, alloy 6061 ini masuk tahap tempa untuk dibentuk velg secara kasar. Proses ini membutuhkan mesin forging raksasa dengan kekuatan tempa beragam; dari 5.000, 8.000, 10.000 bahkan 15.000 ton. Metodanya beragam, bahkan engineer pabrikan sampai mempatenkan caranya. Toh, umumnya menggunakan closed-dies (cetakan/moulding khusus) secara presisi.
Maka di pasaran kita kenal istilah forging T6, dimana penempaan dijabani pada temperatur 4000 Fahrenheit (2040C). Proses forging pun tidak berlangsung sekali. Dapat bentuk kasar, dilanjutkan pembentukan melalui proses spin forging agar didapat bentuk lebih presisi dengan kekonsentrisan yang tepat. Metoda RM8000 bikinan Rays Wheels asal Jepang, menjabani spin forging hingga 10.000 ton pembebanan yang ditengarai standar JWL+R.
proses pembuatan velg forged
Selain itu Kemampuan CNC berpengaruh ke detail dan estetika tampilan velg dan Pada tulang teromol, proses CNC juga dijabani untuk aspek engineering; entah soal reduksi unsprung mass, keseimbangan inersia hingga kekuatan konstruksi
SENI POTONG Dan FINISHING
Tantangan teknologi velg forged bukan hanya di proses penempaan saja. “Kekuatan pabrikan velg forged ada di bahan, proses, engineering hingga machining,” ujar Wibowo Santosa dari Permaisuri Ban, Mahakam, Jakarta Selatan mengklasifikasi. Itu terlihat pada proses pemotongan & finishing. Pembentukan secara presisi dituntaskan lewat mesin CNC yang berkolaborasi dengan perangkat lunak 3D, kayak AutoCAD, Catia hingga SolidWorks.
Itupun harus disimulasikan sebelumnya dengan FEA (finite element analysis) untuk menggambarkan titik kekuatan desain dan balancing yang didapat, bisa pakai MSC Patran atau SMC Superforge Simulator. Memang rumit. Justru disinilah seni sebuah velg forged dilahirkan. Melalui CNC multi-axis (4, 5 bahkan 6 axis) pemotongan, kemampuannya ini dijadikan tolok ukur kualitas suatu hasil produk terhadap detail desain, bobot, konsentrisan (ketepatan sumbu), hingga kestabilan terhadap getaran.
Proses Finishing
SENI POTONG Dan FINISHING
Tantangan teknologi velg forged bukan hanya di proses penempaan saja. “Kekuatan pabrikan velg forged ada di bahan, proses, engineering hingga machining,” ujar Wibowo Santosa dari Permaisuri Ban, Mahakam, Jakarta Selatan mengklasifikasi. Itu terlihat pada proses pemotongan & finishing. Pembentukan secara presisi dituntaskan lewat mesin CNC yang berkolaborasi dengan perangkat lunak 3D, kayak AutoCAD, Catia hingga SolidWorks.
Itupun harus disimulasikan sebelumnya dengan FEA (finite element analysis) untuk menggambarkan titik kekuatan desain dan balancing yang didapat, bisa pakai MSC Patran atau SMC Superforge Simulator. Memang rumit. Justru disinilah seni sebuah velg forged dilahirkan. Melalui CNC multi-axis (4, 5 bahkan 6 axis) pemotongan, kemampuannya ini dijadikan tolok ukur kualitas suatu hasil produk terhadap detail desain, bobot, konsentrisan (ketepatan sumbu), hingga kestabilan terhadap getaran.
Proses Finishing
Kelar urusan potong-memotong, velg forged dituntaskan dengan pembentukan, baik assemblingnya maupun finishing. Soal finishing? “Paling bagus high polish, kebanyakan baru dari Amrik saja. Yang lain hanya di mirror polish dan brilliant polish
Free Download Software | Bisnis Cerdas | Cantik Berduit