Kenapa shalat harus pakai bahasa Arab?

Seorang teman mualaf (masuk Islam thn 2005 lalu) bertanya kepada beberapa tokoh – yang dianggap mengerti agama – dan kepada beberapa guru agama dalam waktu berlainan. Ia bertanya : “Kenapa sholat harus pakai bahasa Arab? Apa Allah cuma punya orang Arab? Apa Allah cuma ngerti bahasa Arab?”



Jawaban dari mereka beragam. Ada yang menjawab “Udahlah, ngga usah tanya soal itu, ikut ajalah, sami’na wa atho’na, emang udah dari sononya begitu!”.

Yang lebih ekstrem menjawab,”Wah kamu harus syahadat lagi kalo masih nanyain soal begituan! Istighfar!”

Sebagian lagi menjawab dengan wibawa, “Bahasa Arab itu ada 3 keistimewaan. Yang pertama, Bahasa Arab adalah Bahasa Alquran, Bahasa Arab itu adalah Bahasanya Rasulullah SAW. Dan yang ketiga, Bahasa Arab adalah bahasa surga. Menjengkelkan sealigus indah denger jawaban sang teman dapet jawaban model gini. Akhirnya dia makin penasaran cari hikmah dibalik kewajiban sholat hrs berbahasa Arab. Dapatlah ia beberapa jawaban.

Satu-satunya bahasa yang kumpulan hurufnya sangat konsisten baik dari tulisan maupun pelafalan adalah Al Lughotun Al Arobiya (Bahasa Alquran, bukan bahasa Arab sehari-hari). Misalnya dibandingkan dengan bahasa latin, huruf Alif bila kita tanya ke semua muslim di dunia maka mereka tetap melafalkannya dengan [Alif]. Dlm bahasa latin, huruf [i] dilafal [i] di Indonesia, tapi di Amerika akan dilafal [ai], dan di Prancis justru dilafalkan dengan [a]. Contoh lain, huruf [c], dinegeri barat kadang dilafalkan dengan bunyi [c], [s], dan [k]. Contoh : Charlie buy some machine at Chicago. Huruf [c] dalam bahasa latin sangat tidak konsisten pelafalannya. Di kalangan orang minang bahkan ada gurauan yang menggambarkan inkonsistensi bahasa latin : “O-Ne tulisannyo, Wan dibacanyo, ah iko ciek artinyo” (O-Ne tulisannya, Wan dibacanya, ah itu satu artinya).

Bahasa Arab adalah akar bahasa dunia, tidak hanya dari perspektif sejarah. Unsur huruf dan bunyi lafalnya bisa dilihat dari berbagai bahasa di dunia.

Contoh : F4 (baca: ef tse). Dalam bahasa mandarin, hitungan 4 (empat) dibaca tse, yg dlm bahasa Arab adalah huruf keempat dlm urutan hijaiyah, yaitu huruf [tsa]. [syin] dalam huruf hijaiyah juga digunakan di negeri berbahasa Inggris, contoh dalam pelafalan machine. Di Jerman dan Belanda huruf [ghoin] pada huruf hijaiyah digunakan untuk melafalkan kata Guten Morgen (baca: hute morhen), guye morgen (baca: huye morhen). Di Prancis juga banyak menggunakan hukum hijaiyah ikhra, misal pada kata bonjour (baca: bongsua), dan msh banyak lagi.

Bahasa Arab sangat sehat dilihat dari tinjauan medis.

Tatkala kita melafalkan huruf hijaiyah (Alif, Ba, Ta, Tsa, dst) hormon tertentu akan diproduksi oleh kelenjar pitultary yang ada diotak kita yang disebabkan oleh stimulus yg dilakukan lidah terhadap simpul syaraf yang banyak terdapat di rongga mulut. Kinerja lidah juga berefek pada hormon dari kelenjar pineal sehingga memberikan rasa teduh, nyaman, tenang, dan damai di jiwa ketika benar melafalkan doa atau bacaan sholat. Getaran pita suara yang dihasilkan oleh pelafalan setiap huruf hijaiyah yang benar dan tepat juga akan menggetarkan organ-organ tubuh kita secara elektromagnetik. Huruf hijaiyah tersebut adalah [ain] untuk ginjal, [ghoin] untuk paru-paru, [kha] untuk jantung, dan sebagainya.

Jadi, jika ada seseorang yang sakit, mungkin disebabkan bacaan dalam sholatnya kurang pas. Wallahu’alam!

Rahasia lain dibalik bahasa Arab Alquran (Arab) adalah bisa menghasilkan energi dan aura tertentu. Lafadz Allah (gabungan huruf Alif Lam Lam Ha), jika di foto aura mengeluarkan pendar cahaya yang menyilaukan. Disebuah literatur martial arts berbahasa Jepang pernah memaparkan bahwa air putih yang dibacakan kata-kata atau doa diatasnya, molekul airnya (diamati mikroskop) berubah sesuai dengan doa yang dibacakan. Bila buruk arti katanya maka buruk pula bentuk molekulnya, demikian sebaliknya

Wallahu’alam

sumber : http://liwidiah.multiply.com